Pindah blog

VMware di masa resesi

 

Mungkin ada yang masih ingat betapa “hot” IPO VMware tahun lalu. Harga pembukaan IPO sekitar $60. Dalam waktu beberapa hari naik sampai $100. Harga paling tinggi $125 pada akhir Oktober.

Well, now all that looks like a dream (a bad dream). Harga VMware sudah turun hampir 17% dari masa IPO. Harga hari ini $47-an.

Beginilah masa resesi di AS. Kepercayaan investor (investor confidence) sedang turun. Investasi dari dunia tech di pindah ke komoditas seperti Oil/Minyak. Harga minyak per barrel sekarang sudah melewati $100. Harga bensin per-gallon di AS di kira akan mencapai $4 per-gallon pada tahun 2008 ini.

If only this was a virtual world… 😦

VP dari Microsoft kerepotan dengan Vista

Senang juga akhirnya mendengar bahwa orang2 Microsoft sendiri mengalami kesulitan dalam instalasi Vista.  Artikel dari NYT menayangkan pengalaman beberapa VP Windows Product dari Microsoft. Mike Nash, Jon Shirley, dan Steve Sinofsky mengaku dalam email internal bahwa mereka mengalami kesulitan dengan Vista. Padahal ini sesudah Vista di luncurkan sebagai produk matang, sebagai “upgrade” dari XP.

 Rupanya Vista masih kekurangan banyak driver untuk alat peripheral (spt. printer, scanner, dsb).  Tidak mengherankan. Windows-XP saja perlu 5 tahun lebih untuk melengkapi driver2 semua peripheral.

Jadi, buat apa kita upgrade the Vista kalau semua alat peripheral mogok?

Perangkat Cisco yang Bajakan

Minggu ini ada berita lagi mengenai perangkat Cisco bajakan yang tertangkap di Kanada. Nilai bajakan kali ini sekitar USD$78Juta, dan meliputi 400 perangkat (router, switch, NIC) dan label/stiker merek Cisco.

Asal perangkat bajakan ini: China

Ini bukan berita baru. Beberapa tahun yang lalu ada kasus seorang pekerja Cisco yang di tuduh “mencuri” source-code dari produk router Cisco. Juga tahun lalu polisi FBI juga berhasil menjaring sekitar 3500 komponen bajakan ber label Cisco.

Memang enggak heran. Kebanyakan perangkat hardware sebenarnya di buat (manufacture) di Taiwan dan China. Banyak perusahaan disana yang punya bukan saja desain hardware dan asic, tetapi juga firmware untuk chipset pada komponen2 tersebut.

Bagi anda yang membeli perangkat bekas (seperti di eBay) ada baiknya berhati-hati dalam membeli hardware Cisco yang nampaknya “murah”:

  • Kalau barangnya seharga ratusan dolar, minta copy dari receipt/bon pembelian perangkat tersebut (copy of original receipt).
  • Minta CD software yang asli untuk perangkat itu (original Cisco software).
  • Periksa bahwa CD sesuai dengan perangkat.
  • Register barang tersebut ke situs Cisco.
  • Kalau beli di eBay, gunakan PayPal dengan memilih asuransi (insurance) kalau2 barang terbukti salah atau palsu
  • Kalau di eBay, selalu membeli dari sumber/penjual yang “berbintang” banyak (yaitu yang sudah memiliki reputasi baik di eBay).

Kalau begini sich, no wonder the US has a trade deficit with China 🙂

Kemenangan Format Blu-Ray

Dengar2 sebentar lagi Toshiba akan mengumumkan “kalahnya” HD-DVD oleh Blu-Ray. Toshiba akan mengambil strategi “quiet exit” dari produksi player HD-DVD.

Kronologi jatuhnya kamp HD-DVD dimulai pada hari Jumat sebelum CES2008, ketika studio Warner mengumumkan akan pindah eksklusif pada format Blu-Ray. Setelah itu beberapa studi kecil juga ikut pindah, dan beberapa kelompok toko2 retail juga memilih Blu-Ray. Demikian juga BlockBuster, yang merupakan salah satu chain video rental di AS.

Kemungkinan besar Toshiba akan menutup semua produksi HD-DVD, termasuk plant HD-DVD di Jepang. Kerugiannya bisa mencapai ratusan juta dolar. Ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam jatuhnya kamp HD-DVD:

  • Penggunaan Blu-Ray dalam PS3: Sampai akhir 2007 Sony sudah berhasil menjual 2 juta unit PS3, yaitu sama dengan 2 juta unit player Blu-Ray. Ini market “geek” yang cukup besar, yaitu para geek yang tergolong Early Adopter.
  • Kurangnya komitmen Microsoft: Memang MSFT mengumumkan support HD-DVD untuk console Xbox360. Tetapi bukan sebagai player yang built-in, melainkan sebagai player tambahan (melalui USB port). Mungkin ini strategi lihai dari MSFT yang lebih mementingkan penjualan game (software) dari player HD-DVD.
  • Resesi di AS: Dengan mulainya masa resesi di AS sejak awal tahun 2008 para pimpinan Studio2 tidak mampu bermain-main dengan dua format. Tujuan utama mereka adalah menjual konten (film), bukan barang elektronika. Konsumen sudah kurang duit, kalau formatnya ada dua pasti bingung dan tidak jadi belanja.

Dari sudut hidup sehari-hari menangnya Blu-Ray dapat dilihat dari beberapa contoh. Pada toko BlockBuster disk2 Blu-Ray (paket biru) sekarang mendapat promosi keras dan lokasi penataan yang prominen. Sedangkan disk2 HD-DVD (paket merah) digeletakkan begitu saja di sudut. Pada toko online Amazon, harga disk Blu-Ray sudah naik lagi (hampir $30 lebih). Padahal sebelum akhir Januari 2008, harga2 kebanyakan disk di bawah $20. Ini menunjukkan naiknya tingkat pembelian disk Blu-Ray.

2008 Tahun Konten

Tahun 2008 baru masuk dua Minggu, tapi rasanya sudah banyak perkembangan. Mungkin karena CES2008 dan MacWorld2008. Topik yang sering muncul di media adalah mengenai peningkatan jumlah dan kualitas konten (content) di Internet. Istilah “konten” banyak artinya, tetapi di sini yang dimaksud adalah bahan media seperti film, foto, artikel, blog, dsbnya. (Software dan firmware bukan masuk kategori konten).

Apa yang menyebabkan saya berpendapat 2008 bakalan jadi “Tahun Konten“:

  • Minggu ini di MacWorld 2008 San Francisco, Steve Jobs mengumumkan versi baru dari produk Apple TV bersama dengan kontrak dengan Studio2 film. Baca: Apple serius mengenai penggunaan iTunes untuk “delivery platform” bagi konten. Fokus Apple TV adalah pada film2 baru.
  • Dalam antisipasi berita dari Apple ini, NetFlix menghapus batas atas akses kepada konten film melalui Internet. Sebelumnya para pelanggan NetFlix hanya boleh melihat film pada komputer selama 17 jam (max). Sekarang batas itu ditiadakan.
  • ComCast juga telah mengumumkan penambahan jumlah konten Video-on-Demand (VOD) sebanyak 6000 film, di mana 3000 film merupakan jenis Hi Definition (Hi-Def). Selain itu, ComCast juga menyatakan akan mulai memberikan jasa Internet berkecepatan 160 Mpbs menggunakan spesifikasi DOCSISv3.0 dari Cable Labs. Sekarang ini kecepatan jasa CableModem dari ComCast rata-rata hanya 10Mbps. Terlalu pelan untuk download film yang Hi-Def.

Tinggal sekarang menunggu apa jawaban dari Sony, MSFT dan BlockBuster Video 🙂

Warner ganti haluan: HD-DVD tamat riwayat (?)

Kemarin Warner Brothers mengumumkan bahwa studio tersebut akan eksklusif menerbitkan film dalam format Blu-Ray Disc (BD). Sebelumnya Warner menerbitkan dalam dua format HiDef, yaitu Blu-Ray dan HD-DVD.

“A two-format landscape has led to consumer confusion and indifference toward high definition, which has kept the technology from reaching mass adoption and becoming the important revenue stream that it can be for the industry,” said Tsujihara (President, Warner Home Entertainment Group).

Pergantian haluan dari pihak Warner memiliki potensi mengakhiri riwayat HD-DVD. Statusnya saat ini sebagai berikut:

  • Kamp HD-DVD: NBC Universal, Paramount, Dreamworks .
  • Kamp Blue-Ray: Sony, Disney, Fox, Warner.

Mungkin alasan ganti haluan dari Warner karena tingkat penjualan disk HiDef selama musim Natal ini di AS dianggap gagal. Bagi studio, yang penting penjualan disk (bukan HiDef player).

Banyak konsumen yang masih menunggu selesainya pertempuran format antara HD-DVD (Toshiba) dan Blu-Ray Disc (Sony). Pihak konsumen tidak terlalu peduli akan format yang mana, sebab kualitasnya sama pada HDTV. Namun konsumen akan marah besar kalau HiDef player yang mereka beli tamat riwayat. Jadi lebih baik menuggu saja: tidak beli player, tidak beli disk.

Menurut artikel NYT, malah ada kemungkinan pembeli player HD-DVD masa Natal kemarin akan memulangkan kembali ke toko (atau minta tukar ke player Blu-Ray). Banyak toko2 di AS yang membolehkan barang elektronik di pulangkan atau di tukar sampai 90 hari sesudah pembelian.

Apple OS-X mengalahkan Linux pasaran desktop (?)

Minggu ini ada artikel menarik dari Chris Howard (applematters.com) yang mengemukakan pendapat bahwa Apple OS-X bisa mengalahkan Linux sebagai operating system untuk komputer desktop.

Klaim ini memang didasarkan angka-angka statistik adopsi OS-X dalam dunia korporat:

  • Persentase penggunaan OS-X selama dua tahun terakhir menanjak dari 4.21% (Januari 2006) mencapai 7.31% (Desember 2007)
  • Sedangkan dalam jangka waktu sama, persentase adopsi Linux naik 0.29% ke 0.63%.

Belum lagi Apple OS-X banyak memiliki aplikasi-aplikasi, seperti dari Adobe (Photoshop, Ilustrator, dsb) dan terakhir ini dari Microsoft (Mac Office 2008 dan dulu 2004).

Seperti sudah saya utarakan dalam blog sebelumnya, dalam korporat IT masalah Service & Support (S&S) itu penting sekali. Malah, bagi para CIO anggaran keuangan untuk S&S selalu lebih besar dibanding anggaran beli hardware/software. Kalau komputer atau network mengalami downtime, yang mendapat hukuman (dalam bentuk potongan gaji atau bonus) adalah pihak kelompok IT.

Ini kekurangannya Linux: tidak ada Service & Support yang memadai. Para administrator IT tidak punya waktu untuk utak-utik operating system atau aplikasi (ex. kernel debug, recompile, add driver, dsb. dsb). Bagi administrator IT lebih mudah angkat telepon dan mengajukan Service Ticket kepada pihak penerbit software. Kemudian pihak penerbit diberi waktu beberapa jam (ex. 24 jam) untuk mencari resolusi. Mungkin dalam bentuk patch atau install (build) yang baru. Kalau pihak penerbit gagal mencari resolusi, kontrak S&S otomatis berakhir (terminated), software dikembalikan (dan administrator IT tidak akan pernah membeli software dari penerbit itu lagi). End of relationship, don’t bother calling us again.

Memang kedengarannya brutal, tetapi begitulah kenyataan hidup dalam dunia software bagi korporat IT.

Akhirnya muncul juga: Office Mac 2008

Awal Januari ini banyak yang sudah yang menunggu munculnya Microsoft Office untuk Apple Macintosh (versi 2008). Edisi yang terakhir sudah cukup kuno (versi 2004). Targetnya adalah untuk komputer Macintosh yang menggunakan processor Intel yang baru dan processor PowerPC yang dulu.

Apple Macintosh banyak sekali digunakan dalam industri media dan desain di AS. Mungkin karena user interface lebih menarik bagi orang-orang dunia kreatif. Mungkin juga karena banyak software-software yang penting bagi mereka (seperti Photoshop, Ilustrator, Quark Express, dsb) mendapat prioritas penting dalam perusahaan2 penerbit software itu. Dunia media dan desain merupakan suatu niche market yang cukup setia kepada Apple.

Realitasnya bagi banyak design shop kecil s/d medium, kurangnya aplikasi bisnis (seperti Microsoft Office) selama ini cukup merepotkan. Sering kali untuk menulis dokumen (word processing) harus menggunakan komputer khusus Windows atau Linux (ex. Star Office). Belum lagi sang IT administrator harus faham Mac dan Windows.

Dengan munculnya Office Mac 2008 diharapkan banyak perusahaan desain yang akan upgrade atau beli baru versi 2008 ini. Investasi hardware tetap sama (Apple), produktivitas meninggi karena pekerja bisa menggunakan komputer yang sama untuk aplikasi bisnis.

Its about time…

Telecommuting di Indonesia

Beberapa hari belakangan ini di milis Telematika@yahoogroups ada diskusi mengenai Ring Palapa, yaitu rencana pembangunan backbone Internet di Indonesia. Menurut rencana, akan di bangun jalur Serat Optik (Fiber Optic) yang akan menghubung berbagai kepulauan di Indonesia.

Salah satu aspek dari diskusi infrastruktur ini adalah mengenai Telecommuting. Artinya: kerja dari rumah atau “off-site” (lokasi lain). Dengan bertambah macetnya jalan-jalan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung, perlu di tinjau kemungkinan bekerja secara Telecommuting. Jelas bahwa telecommuting belum tentu cocok bagi setiap jenis pekerjaan. Kalau jenis pekerjaannya memerlukan hubungan face-to-face (F2F) maka telecommuting tidak sesuai.

Agar telecommuting bisa berjalan lancar diperlukan koneksi Internet yang memadai. Apa yang dimaksud dengan “memadai” ?

Dari pengalaman pribadi, kecepatan Internet minimal harus cukup untuk berikut ini (minimum requirements):

  1. Slide sharing: para anggota pertemuan bisa melihat presentasi visual secara bersamaan. Contoh yang umum di pakai di AS adalah Webex (www.webex.com).
  2. Voice: kalau kebetulan tidak ada nomor bebas-toll (toll-free 800) atau tidak ada ponsel, harus bisa menggunakan aplikasi VOIP seperti Skype (ie. skype tanpa video cukup).
  3. Email: selagi pertemuan berlangsung, para anggota harus bisa menerima email (mungkin file2 yang sedang di bahas).

Ada perusshaan “tech” di AS yang akan mengijinkan pekerjanya untuk telecommuting kalau kebutuhan minimal diatas terpenuhi. Malah banyak yang bersedia membayar biaya CableModem/ADSL dan laser printer (multi-purpose dgn photocopier). Malah ada yang mau membelikan PDA dengan GPRS/EDGE demi kebutuhan (2) dan (3). Saat ini slide sharing (1) masih paling mudah melalui web-browser, dan masih sulit melalui PDA/cellphone.